Sejatinya Wanita
Binguuung
banget, harus mulai dari mana yah?! hehehe
|
Cantik , mungkin
itu yang sering terdengar ketika sebutan wanita melenggang dimata kita. Tapi
alangkah memukaunya ketika wanita itu kita sebut Indah,,,J. Indah hatinya, akhlaknya, tuturnya,
pergaulannya, dan kepribadiannya. Itulah
dia seindah-indahnya makhluk yang tidak hanya tampil dengan wajah menawan, dan
tubuh melekuk bisa menggoda setiap mata yang memandang. Dari lidahnya selalu
keluar kata-kata yang indah, menyejukkan, dan bermanfaat bagi setiap orang yang
mendengarnya. Kecantikan hati menjauhkanya dari hal-hal yang mampu menyakiti.
Dia mempesona dengan pancaran diri yang mampu mematikan, pesona yang mematikan
itu tak jarang membuat seorang pria
gagah perkasa bertekuk lutut didepan seorang wanita kecil mungil yang
dicintainya.
Sudah
tak asing terdengar di telinga kita bahwa akhlak wanita akan menjadi kunci kebaikan umat.
Peran dan partisipasi
wanita adalah suatu
hal yang sangat penting. Wanita laksana pedang bermata dua. Jika ia baik dan
menunaikan tugas-tugas utamanya sesuai dengan yang digariskan, maka ia bagaikan
batu-bata yang baik bagi bangunan. Namun jika ia telah menyimpang dari yang telah
ditetapkan, maka ia ibarat pedang yang akan merusak dan menghancurkan semua.
Terlepas dari keindahan itu
semua, ia juga makhluk Tuhan yang perkasa dalam kelembutannya. Namun sering juga wanita dianggap lemah, tidak berdaya,
dan semua tentang kekurangan wanita. Padahal, sebenarnya wanita tidak selemah
dan serapuh itu. Di balik kelembutan seorang wanita tersimpan ketegasan dan
ketegaran melebihi batu karang di lautan, di balik senyumnya yang manis
terdapat suatu ketegasan dalam setiap pengambilan keputusan dengan semua resiko
yang siap ditanggung, dan di dalam setiap butir tetesan air mata yang mengalir
dari matanya, tersimpan banyak strategi untuk lebih maju dan menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
Banyak yang berkata bahwa wanita tidak tegar seperti laki – laki. Mereka
selalu cengeng terhadap semua masalah yang ada, dan seorang wanita selalu
menangis untuk menyelesaikan sebuah masalah. Padahal, tidak! Sama sekali tidak
seperti itu, seorang wanita jauh lebih pintar untuk menjaga dan menyelesaikan
setiap masalah yang ada. Jika engkau ingin tau apa yang benar – benar terjadi
pada nya, lihat jauh kedalam matanya. Karena seorang wanita selalu menyimpan
masalahnya jauh didalam bola matanya.
Mereka menyembunyikan semua kesedihan yang mendalam pada mata yang
indah. Seorang wanita sebenarnya jauh lebih tegar dari apa yang sering
diceritakan banyak orang. Wanita akan selalu mempertimbangkan semua aspek yang
berkaitan dengan sebuah masalah, dan wanita akan tulus berkorban demi kebaikan
bersama meskipun dia harus mengorbankan sesuatu yang sangat berat dilakukan.
Lihat saja contohnya, ketika wanita begitu memelihara keindahan tubuh, tapi tidak khawatir
tubuhnya berubah sementara untuk mengandung anak-anak dari laki-laki
kecintaannya, yang akan dibentuk menjadi manusia seutuhnya dan membuat dunia
tersenyum. Itulah seorang wanita, dia menyimpan banyak
kekuatan dan ketegaran pada tubuhnya yang indah, lembut dan gemulai.
“Sayang, jika hal ini sering terenyahkan L”
Kebenaran bahwa dalam kehidupan ini,
perempuan sebenarnya memegang peran yang cukup besar. Namun, peran tersebut
bersifat abstrak. Sebagaimana sang pelatih yang mengatur para pemainnya,
perempuan pun memiliki peran yang signifikan untuk mencetak generasi yang
cerdas dan berakhlak.
Kehidupan dalam keluarga merupakan
titik awal untuk menuju kehidupan bernegara. Anak yang terlahir dalam keluarga
yang terdidik tentu akan berbeda nilainya dibandingkan anak tanpa perhatian orangtuanya,
khususnya ibu. Hal ini karena secara psikologis perempuan memiliki sifat kasih
sayang yang tinggi.
Seorang perempuan, mampu mencetak
putra bangsa sekaliber Bung Karno. Ini berarti perempuan menjadi sentral dalam
menentukan keberhasilan suatu bangsa. Perannya sangat berarti, kiprahnya tak
bisa dipandang sebelah mata. Benar sekali sabda nabi SAW, “perempuan menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa”
Berpendidikan tinggi bukan menjauhkan diri dari keluarga untuk mengejar tambahan uang, tapi untuk menghebatkan karir suaminya dan pendidikan anak-anaknya. |